Semangat pagi sahabat netizen.
Sudah bukan rahasia umum bahwa prosedur pemrosesan berbasis kertas terlalu
lambat, terlalu padat karya dan pada akhirnya terlalu mahal. Dunia pendidikan modern
menuntut efisiensi yang lebih besar di setiap aspek yang makin menggeliat ini. Jadi, menjadikan tahun 2019 sebagai tahun paperless dapat
menjadi isu paling kritis yang sedang dilakukan negara kita.
Kertas adalah barang yang sangat
esensial dalam berbagai bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Buku-buku
pelajaran dicetak pada kertas, soal latihan, lembar kerja, dan rencana
pembelajaran butuh kertas untuk di print, fotocopy materi pelajaran untuk siswa
juga membutuhkan kertas. Namun, apakah kita pernah menyadari betapa kebiasaan
kita dalam menggunakan kertas kerap mubazir? Kita sadar ga sih, jika satu pohon akan menghasilkan 16 rim kertas? satu rim
sama dengan 500 lembar kertas. satu batang pohon dapat menghasilkan oksigen
yang dibutuhkan untuk 3 orang bernapas. Untuk memproduksi 1 ton kertas,
dibutuhkan 3 ton kayu dan 98 ton bahan baku lainnya. Setiap jam, dunia
kehilangan 1.732,5 hektar hutan karena ditebang untuk menjadi bahan baku kertas
(dikutip dari www.akuinginhijau.org)
Efisiensi biaya dan waktu menjadi bagian penting dalam
operasional sekolah tetapi jika sekolah tidak ingin kalah bersaing dengan kompetitor
maka sudah saatnya paperless menjadi perhatian kritis. Karena kinerja yang
lambat memiliki potensi menambah buruk keadaan.
Berikut ini adalah lima manfaat teratas dari paperless:
1. Waktu pengerjaan lebih cepat
2. Mengurangi kesalahan manusioperasional
3. menekan biaya operasional
4. Rekam jejak mudah di lacak
5. Mengakhiri periode gunung kertas
Kesadaran Paperless Harus Ditumbuhkan
Budaya
sekolah dalam memberikan informasi kepada orangtua siswa melalui surat pada
kertas harus mulai diarahkan ke arah digital, dimana surat atau informasi yang
diberikan bisa dikirim via email. Saya yakin sekali jika semua orangtua
terutama yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang tergolong baik pasti
mempunyai email. Praktis bukan? Print saja satu lembar untuk guru kelas sebagai
arsip. Biasanya juga saya sering fotokan informasi surat tersebut lalu saya
kirimkan kepada perwakilan kelas melalui Whatsapp, sebelum
anak-anaknya sampai rumah, orangtua sudah tahu ada info apa tadi di sekolah.
Selanjutnya pemborosan lainnya yang
tanpa guru dan siswa sadari yaitu kurangnya kebiasaan 3R, Reduce,
Reuse,danRecycledi lingkungan sekolah. Contohnya saja
pengeprint-an dokumen jarang menggunakan kertas bekas (yang dibagian
belakangnya masih kosong). Guru modern akan mengganti, termasuk saya soal kuis, soal ujian, lembar kerja siswa, handout
secara paperless. Pembuatan soal, pemberian evaluasi, hasil evaluasi, analisis,
dan lainnya
Nah, oleh sebab itu perlu ada
sosialisasi mengenai paperless di sekolah ini
kepada orangtua, guru, serta karyawan sekolah lainnya. Supaya bisa saling
bersinergi memulai langkah nyata menjadi bagian dari solusi ancaman global
warming,mengingat semakin hari jumlah pohon semakin berkurang saja
akibat
Yuk,
para guru kita mulai mengurangi penggunaan kertas dengan cara-cara sederhana
seperti menggunakan kembali (Reuse) kertas yang bisa dipakai untuk print,
fotocopy, dan corat-coret ide mengajar. Lalu, biasakan print dokumen yang
penting saja (Reduce), jika tak perlu-perlu banget simpan saja di Flashdisk atau
di google
drive. Selanjutnya, ketika menggandakan worksheet atau
soal mulailah dengan memintanya di copy bolak-balik
kepada tukang fotocopy-nya.
Saya
yakin, jika satu sekolah saja bisa menerapkan program paperless
di sekolah banyak sekali pohon yang bisa terselamatkan. Anda
setuju?
Salam
By: Cikgudina-2019
Sumber: berbagai artikel di internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apresiasikan partisipasi anda dengan like atau komentar setelah mendownload laman ini. Terima kasih atas partisipasinya.